Arsip saya

Powered By Blogger

Rabu, 27 Oktober 2010

Resume Psikologi Belajar

KOLB dan KRATHWOHL

Riwayat Kolb

David Kolb adalah seorang profesor Perilaku Organisasi di Universitas Case Western Reserve dan lahir tahun 1939, Kolb menerima Batchelor of Arts dari Knox College pada tahun 1961, MA dari Harvard pada tahun 1964 dan meraih gelar Ph.D. dari Universitas Harvard pada tahun 1967. Kolb juga dikenal atas kontribusinya untuk berpikir sekitar perilaku organisasi. Dia memiliki suatu ketertarikan terhadap perubahan sifat individual dan sosial, pengalaman belajar, pengembangan karir dan pendidikan eksekutif dan profesional.

Experiental Learning Theory

Teori ini dikembangkan oleh David Kolb pada sekitar awal tahun 1980-an. Dalam teorinya, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman.

Experiential Learninng Theory kemudian menjadi dasar model pembelajaran experiential learning yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Pengalaman kemudian mempunyai peran sentral dalam proses belajar.

Gaya Belajar

Kolb (in Van Zon, 1990) yang membuat formulasi gaya belajar seseorang dalam beberapa kategori yang berbeda. “Gaya belajar model Kolb ialah gaya belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah.” Dari batasan pengertian gaya belajar model Kolb di atas, terdapat dua aspek/dimensi, yaitu: 1) Pengalaman konkret pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak lain; 2) eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif pada pihak lain.

David Kolb mengemukakan adanya empat kutub kecenderungan seseorang dalam proses belajar, kutub-kutub tersebut antara lain:

1. Kutub Perasaan / FEELING (Concrete experience)

adalah sebuah gaya belajar yang berbasis atas pengalaman nyata, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Pada pola ini seseorang memiliki kencederungan untuk terbuka, mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya dan tanpa curiga menerima hal-hal baru.

2. Kutub Pengamatan / WATCHING (Reflective observation)

adalah kelompok gaya belajar yang mampu melihat dan berfikir tentang pengalaman yang dialami dari berbagai sudut pandang. Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati.

3. Kutub Pemikiran / THINKING (Abstract conceptualisation)

adalah sebutan untuk gaya belajar yang dengan sadar mengelola teori-teori yang logis dengan mengintegrasikan hal-hal yang diamati. Anak memahami apa yang telah terjadi dan menafsirkan peristiwa serta memahami hubungan antara mereka. Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi.

4. Kutub Tindakan / DOING (Active experimentation)

Orang-orang akan belajar dan memasukkan data ke otaknya dengan mencoba semua teori-teori yang ada. Anak belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, anak akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.

.

Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu saja dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar. Dari keempat kelompok tersebut akan terjadi persinggungan yang menciptakan empat pola dasar cara belajar.

- Gaya belajar dreamer (diverger)

Secara mudah disebut pemimpi, karena gaya ini terletak antara model concrete experience dengan reflective observation.

Cocok untuk pekerjaan seperti seniman, politik dan jurnalis.

Metode instruksional yang sesuai Divergers meliputi:

- Metode Kuliah - berfokus pada spesifik seperti kelemahan, kekuatan dan penggunaan sistem.

- Thinker (assimilitor)

Para pemikir ini akan memikirkan segala permasalahan dan tatanan yang terstruktur. Mereka mampu membentuk teori-teori berdasarkan analisa mereka atas permasalahan tersebut. Kata kunci yang mudah diterapkan kepada tipe pemikir ini adalah segala alasan yang logis dan gaya berfikir rasional karena mereka terletak di antara kelompok reflective observation dan abstract conceptualisation.

Cocok untuk bidang pekerjaan seperti matematika, kimia dan fisika.

Metode instruksional yang sesuai Assimilators meliputi:

- Metode kuliah (atau video / presentasi audio) - diikuti dengan demonstrasi.

- Eksplorasi subjek dalam laboratorium, mengikuti tutorial yang disiapkan dan yang mana jawaban harus disediakan.

- Peserta didik ini mungkin kurang instruktur yang intensif dari beberapa gaya belajar lainnya. Mereka hati-hati dalam mengikuti latihan yang disiapkan.

- Decision-maker (converger)

Gaya ini terletak di antara model pemahaman abstract conceptualisation dan active experimentation. Mereka yang berada dalam kelompok ini sangat senang mengaplikasikan ide-idenya secara praktis. Mereka cenderung mampu bereaksi secara cepat dan lebih senang berhubungan langsung dengan orang lain. Mereka sangat senang jika berada dalam situasi yang jelas dan tidak mengambang.

Cocok untuk bidang pekerjaan teknik, bisnis dan ekologi.

Metode instruksional yang sesuai Convergers meliputi:

- Instruksi harus interaktif, tidak pasif.

- Adanya kemungkinan untuk melakukan instruksi yang dibantu komputer.

- Masalah set atau buku kerja dapat diberikan bagi siswa untuk eksplorasi.

- Doer (accomodator)

Mereka mengandalkan informasi dari pihak lain dan mereka sangat aktif dan secara konstan mencari tantangan-tantangan baru.

Kekuatan kelompok ini adalah bahwa mereka cenderung aktif, penuh harap, penuh intuasi dan berhubungan baik dengan orang lain bahkan mampu memotivasi orang lain. Kelemahannya adalah bahwa mereka seringkali sangat tidak sabaran, cepat menyerah dan jarang menyelesaikan pekerjaannya, mereka tidak suka dengan teori-teori dan tidak baik dalam mengorganisir dan merencanakan sesuatu.

Cocok untuk pekerjaan seperti pekerja sosial, pendidikan, farmasi dan hukum.

Metode-metode pengajaran yang akan bekerja dengan baik untuk Accommodator:
- Apapun yang mendorong penemuan independen mungkin yang paling diinginkan.
- Accommodators lebih memilih untuk menjadi peserta aktif dalam pembelajaran mereka.
- Para instruktur bekerja dengan mahasiswa yang bertanya dengan jenis pertanyaan, seperti "Bagaimana jika?" dan "Mengapa tidak?"

Menurut Kolb, belajar merupakan suatu perkembangan yang melalui tiga fase yaitu, pengumpulan pengetahuan (acquisition), pemusatan perhatian pada bidang tertentu (specialization) dan menaruh minat pada bidang yang kurang diminati sehingga muncul minat dan tujuan hidup baru. Sehingga, walaupun pada tahap awal individu lebih dominan pada gaya belajar tertentu, namun pada proses perkembangannya diharapkan mereka dapat mengintegrasikan semua kategori belajar.

KRATHWOHL

Aras taksonomi Krathwohl

- Penerimaan

Berhubung dengan kemahuan pelajar untuk memberi perhatian. Konteks pengajaran menekankan kepada kebolehan mendengar, menanyakan soalan, mengenal bahagian-bahagian ayat dan menjawab dengan lengkap.

- Gerak balas

Membawa maksud membentuk sesuatu sistem nilai. Pelajar terpaksa membina beberapa hubungan dan keutamaan di antara nilai-nilainya.

- Menilai

Pada peringkat ini perlakuan adalah didasarkan atas konsep dan prinsip yang telah dinuranikan sehingga menjadi kepercayaan. Perlakuan cenderung menjadi konsisten walaupun dalam keadaan yang berbeda jika kepercayaan itu boleh dipratikkan.

- Organisasi

Membawa maksud membentuk sesuatu sistem nilai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar