Arsip saya

Powered By Blogger

Kamis, 17 November 2011

SHARING ALUMNI MK BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH

Pada tanggal 15 November 2011, di kelas Bimbingan Konseling kami mendapat kunjungan dari seorang alumni Psikologi USU angkatan 1999 yang bernama kak Ganda. Kak Ganda banyak mensharingkan kepada kami pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama perkuliahan dan juga selama bekerja yang berhubungan dengan mata kuliah Bimbingan Konseling. Dari sharing kak Ganda saya mendapat pengetahuan baru mengenai Bimbingan Konseling sekolah itu seperti apa dan apa tujuannya. Beberapa poin penting yang disampaikan oleh Kak Ganda adalah mengenai :

  • Apa beda konseling sekolah dengan BP

Konseling sekolah adalah pertemuan antara konselor dengan konseli dimana konselor membantu konseli untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapinya sehingga konseli mampu untuk memecahkan/menyelesaikan masalah sendiri. Konseling juga bukan hanya berfokus pada siswa-siswa yang mengalami masalah tetapi juga membantu siswa dalam pengembangan karir.
BP bertugas sebagai menangani masalah-masalah umum dari siswa seperti mendata siswa yang melakukan pelanggaran atau yang membutuhkan untuk memecahkan masalahnya seperti masalah akademik dan karir. Setelah BP mendata siswa tersebut maka BP akan menyerahkannya pada konselor dan konselor yang akan membantu siswa tersebut untuk mengidentifikasi masalah.

  • Siapa yang pantas menjadi konseling sekolah

Seseorang yang pantas untuk menjadi seorang konseling adalah orang-orang yang profesional yang harus melewati pelatihan konselor agar dapat dianggap sah untuk melakukan konseling. Siapa saja dapat menjadi konselor tetapi harus melalui pelatihak-pelatihan khusus untuk konselor,

  • Peluang kerja

Konselor akan sangat dibutuhkan di sekolah hanya saja terkadang sekolah kurang memahami tugas-tugas konselor tersebut dan mereka terkadang menolak dengan alasan biaya.

  • Kelemahan konseling sekolah

1. Sekolah tidak menghargai proses konseling dan menganggap siapapun dapat melakukan konseling

2. Sekolah tidak mau untuk mengeluarkan biaya untuk konselor karena dianggap mahal

3. Sekolah merasa mereka dapat menyelesaikan masalah

4. Sekolah menganggap dengan memanggil orangtua dapat menyelesaikan masalah siswa.

Salah satu saran yang penting dari Kak Ganda adalah jangan mengotak-ngotakkan pikiran kita mengenai Psikologi, karena terkadang kita merasa ketika kita menginginkan pekerjaan tertentu maka kita memilih untuk masuk ke psikologi tertentu misalnya karena kita ingin bekerja di perusahaan maka kita mengambil psikologi Industri padahal sebenarnya psikologi ruang lingkup kerjanya sangat luas dari Psikologi bagian apapun kita, kita bisa bekerja dimanapun.

Terima kasih untuk Kak Ganda yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membagikan pengalaman-pengalamannya kepada kami, sehingga pikiran kami juga bisa terbuka dan kami bisa mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai Bimbingan dan Konseling.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar